Edukasipedia.id – Meskipun telah terjadi kemajuan, partisipasi perempuan dalam politik di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Dalam rangka meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyoroti pentingnya pendidikan sebagai faktor utama yang dapat memberdayakan perempuan untuk terlibat lebih aktif dalam dunia politik.
Pendidikan yang berkualitas dan mudah diakses diyakini dapat mengubah pola pikir dan meningkatkan kepercayaan diri perempuan, memungkinkan mereka untuk berperan lebih besar dalam masyarakat, termasuk dalam politik.
Pendidikan sebagai Fondasi Kesadaran Politik Perempuan
Menurut data World Bank tahun 2023, partisipasi perempuan dalam politik di Indonesia baru mencapai 21% di tingkat parlemen. Angka ini masih jauh dari target global yang ditetapkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu 30%. Salah satu faktor yang menghambat adalah kurangnya pendidikan politik yang memadai untuk perempuan.
BRIN menegaskan bahwa pendidikan, baik formal maupun informal, memiliki peran besar dalam mengatasi hambatan ini. Pendidikan bukan hanya memberikan perempuan pemahaman tentang hak-hak politik mereka, tetapi juga memperkenalkan mereka pada proses pengambilan keputusan yang terjadi di tingkat politik.
Dukungan Kolektif untuk Peningkatan Partisipasi Perempuan
Untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik, dibutuhkan dukungan dari banyak pihak. Pemerintah perlu memperluas akses pendidikan bagi perempuan di berbagai daerah, terutama daerah terpencil. Selain itu, program pelatihan politik juga perlu diperluas untuk memberi perempuan pemahaman dan kepercayaan diri dalam terlibat dalam politik.
Salah satu langkah yang telah dilakukan pemerintah adalah menetapkan kuota 30% perempuan dalam daftar calon legislatif. Namun, kuota ini hanya efektif jika perempuan yang terpilih memiliki akses kepada pendidikan politik yang memadai.
Partai politik juga memiliki peran penting. Mereka perlu memberikan pelatihan serta mentoring yang menyeluruh kepada kader perempuan, agar mereka memiliki kemampuan untuk bersaing di panggung politik.
Lestari Moerdijat, Wakil Ketua MPR RI, mengingatkan pentingnya kolaborasi. Dukungan dari keluarga, komunitas, dan lembaga pendidikan harus terus diperkuat agar perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam menentukan arah pembangunan bangsa.
Tantangan Keterlibatan Perempuan
Meski sudah ada upaya untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik, tantangan yang dihadapi masih besar. Salah satu yang menjadi hambatan utama adalah stigma sosial yang melihat politik sebagai wilayah yang didominasi oleh laki-laki. Budaya patriarki ini seringkali membatasi ruang gerak perempuan untuk terlibat dalam politik.
Selain itu, kesenjangan akses terhadap pendidikan yang berkualitas juga menjadi tantangan. Data dari BPS menunjukkan bahwa sekitar 30% perempuan yang tinggal di pedesaan belum menyelesaikan pendidikan menengah atas, yang menghambat mereka dalam mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam politik.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyerukan perubahan dalam budaya dan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. “Tantangan ini harus diatasi dengan pendekatan yang holistik, mulai dari meningkatkan akses pendidikan hingga melawan stereotip gender yang ada,” ujar perwakilan BRIN.
Pendidikan Kunci Perubahan Nyata
Pendidikan adalah alat yang paling efektif untuk membawa perubahan. Dalam konteks politik, pendidikan dapat memberi perempuan pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu sosial dan memberi mereka peluang untuk terlibat dalam pengambilan keputusan.
Pelatihan kepemimpinan yang ditujukan untuk perempuan muda juga akan membantu menciptakan generasi pemimpin yang siap bersaing, baik di tingkat lokal maupun nasional. Program pelatihan berbasis komunitas, yang dilakukan oleh berbagai lembaga swadaya masyarakat, juga berperan penting dalam menjangkau perempuan di daerah terpencil.
Program semacam ini tidak hanya membekali perempuan dengan keterampilan, tetapi juga menciptakan partisipasi perempuan dalam politik.
Komitmen BRIN untuk Masa Depan
Sebagai lembaga riset, BRIN berkomitmen untuk mendukung pemberdayaan perempuan melalui berbagai program inovasi. Salah satu program yang tengah dirancang adalah penelitian mengenai dampak pendidikan politik terhadap keterlibatan perempuan dalam kebijakan publik.
“Dengan pendidikan yang inklusif dan dukungan dari berbagai pihak, perempuan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan,” ungkap perwakilan BRIN.
Menuju Kesetaraan Gender dalam Politik
Peningkatan partisipasi perempuan dalam politik bukan hanya tentang mencapai angka kuota, tetapi tentang menciptakan kebijakan yang lebih adil dan inklusif. Pendidikan yang baik, dukungan dari pemerintah dan masyarakat, serta keberanian untuk melawan stigma, adalah kunci utama dalam membuka peluang bagi perempuan untuk berperan lebih aktif dalam politik.
Dengan langkah-langkah strategis yang terus dilaksanakan oleh BRIN dan berbagai pihak, diharapkan partisipasi perempuan dalam politik dapat meningkat secara signifikan. Suara perempuan tidak hanya penting, tetapi juga sangat esensial dalam menciptakan kebijakan yang lebih baik untuk semua lapisan masyarakat.
Partisipasi perempuan dalam politik adalah kebutuhan mendasar untuk masa depan Indonesia yang lebih inklusif dan adil.
Penulis: Felizhia Zafirah Arine
Editor: Haqqi Idral
Leave a comment