Edukasipedia.id – FOMO atau Fear of Missing Out, yang merujuk pada perasaan takut atau cemas karena merasa tertinggal atau kehilangan kesempatan atau pengalaman penting yang dialami orang lain.
Di era digital ini, FOMO sering kali muncul ketika kita melihat teman-teman di media sosial yang seolah-olah menjalani kehidupan yang lebih menyenangkan, penuh petualangan, atau sukses, sementara kita merasa tidak seberuntung mereka.
Alasan FOMO Benar-benar Merusak Kualitas Hidup
1. FOMO Mempengaruhi Kesehatan Mental
FOMO dapat memicu perasaan cemas, stres, dan bahkan depresi. Ketika terus membandingkan diri dengan orang lain, merasa tidak puas dan rendah diri. Dan merasa bahwa kehidupan pribadi tidak cukup menarik atau sukses dibandingkan dengan orang lain yang di lihat di media sosial.
Ini bisa menyebabkan kecemasan yang berkepanjangan dan meningkatkan rasa kesepian meskipun dikelilingi oleh banyak orang.
2. Mengurangi Kepuasan dan Kenikmatan Hidup
FOMO sering membuat terjebak dalam rutinitas “mengejar” apa yang orang lain lakukan, bukan fokus pada kebahagiaan atau pencapaian pribadi, Selalu khawatir tentang apa yang dilewati, dan menjadi tidak bisa menikmati momen yang ada.
Diri menjadi tidak lagi menghargai pengalaman pribadi dan merasa bahwa semuanya kurang memadai, padahal sebenarnya memiliki banyak hal yang patut disyukuri.
3. Kehidupan Sosial yang Tidak Seimbang
FOMO mendorong untuk selalu terlibat dalam segala sesuatu yang tampaknya menarik atau viral, sering kali tidak mempertimbangkan apakah itu benar-benar sesuai dengan keinginan. Ini sangat membuat lelah dan kehilangan energi karena terlalu berusaha untuk memenuhi ekspektasi orang lain.
Akibatnya, hubungan sosial menjadi tidak seimbang, dan dapat menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memenuhi tuntutan luar, bukan untuk diri sendiri.
4. Penyalahgunaan Media Sosial
Salah satu faktor utama penyebab FOMO adalah media sosial. Melihat unggahan tentang kehidupan orang lain yang tampak sempurna bisa membuat diri merasa terpinggirkan. Namun, sering kali tidak menyadari bahwa apa yang diperlihatkan di media sosial hanyalah bagian kecil dari kenyataan, yang sering kali disunting dan diperindah.
Membandingkan hidup sendiri dengan apa yang di lihat di media sosial yang dapat membuat rasa kurang berharga dan kurang puas dengan kehidupan nyata.
Bagaimana Cara Mengatasi Perasaan FOMO?
Meskipun FOMO bisa menjadi gangguan yang merusak kualitas hidup. Ada beberapa cara untuk menghadapinya, yaitu sebagai berikut:
1. Fokus pada pencapaian pribadi
Fokus pada kebahagiaan sendiri bukan pada pencapaian orang lain. Hal ini meminimalisir FOMO pada diri kita sendiri. Oleh karenanya, fokus pada diri sendiri adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan.
2. Kurangi Penggunaan Media Sosial
Media sosial bisa memperburuk perasaan FOMO, mengurangi waktu yang dihabiskan di platform tersebut dapat membantu fokus pada kehidupan nyata dan momen-momen penting bersama orang terdekat.
3. Temukan Keseimbangan
Jangan merasa perlu untuk mengikuti setiap tren atau acara hanya karena orang lain melakukannya. Jadilah diri sendiri, dan berdiri di prinsip pribadi yang kokoh.
4. Praktikkan Syukur
Luangkan waktu untuk bersyukur atas hal-hal yang ada didalam hidup. Fokus pada hal-hal positif yang dimiliki akan membantu mengurangi perasaan cemas dan merasa tertinggal.
5. JOMO (Joy of Missing Out)
Cobalah untuk merayakan kebahagiaan dalam memilih untuk tidak terlibat dalam semua kegiatan. JOMO adalah kebalikan dari FOMO, ini adalah kebebasan untuk menikmati waktu sendiri tanpa rasa khawatir tentang apa yang dilewati.
Dengan mengurangi kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain dan memilih untuk menikmati momen yang ada, dapat menjalani hidup yang lebih seimbang dan bermakna.
Demikian beberapa penjelasan FOMO Dapat Merusak Kualitas Hidup dan Cara Mengatasinya. Dengan mengubah pola pikir dan fokus pada kebahagiaan serta pencapaian pribadi, kita bisa mengurangi dampak negatif FOMO.
Menghargai momen yang ada dan menikmati hidup dengan cara sendiri adalah langkah terbaik untuk mengatasi perasaan ini. Jangan takut untuk memilih “JOMO” dan merayakan kebahagiaan dalam kesederhanaan.
Ingatlah bahwa hidup bukan tentang seberapa banyak yang didapatkan, melainkan bagaimana menjalani perjalanan itu dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur.
Dengan adanya penjelasan diatas dan menanamkan pola pikir positif tersebut, akan mencapai kehidupan yang lebih bermakna, penuh rasa syukur, dan lebih bebas dari tekanan sosial
Penulis: Eka Sulistiyawati
Editor: Ghina Shelda Aprelka
Leave a comment